Orang ber-IQ tinggi di dunia

IQ adalah metrik kecerdasan, yang dihasilkan oleh alat ukur yang disebut tes IQ. Untuk memahami IQ, kita harus memahami hakikat tes IQ sebagai sebuah alat ukur psikologis.

Ada dua syarat yang mendasari alat ukur yang baik. Pertama, alat ukur yang digunakan harus relevan dengan hal yang ingin diukur. Kedua, alat ukur tersebut harus menghasilkan pengukuran yang konsisten.

Contohnya mengukur panjang. Untuk mengukur panjang, kita menggunakan penggaris, bukan termometer. Tidak relevan jika kita mengukur panjang dengan termometer, yang fungsinya mengukur temperatur. Penggaris yang digunakan juga harus baik kualitasnya, sehingga hari ini dan besok memberikan hasil ukur yang sama, tidak berubah-ubah.

Sama halnya dengan mengukur kecerdasan. Tes IQ yang baik harus relevan mengukur kecerdasan, dan konsisten menghasilkan skor IQ yang sama. Namun mengukur kecerdasan tidak sesederhana mengukur panjang atau temperatur. Semua orang sepakat tentang apa itu panjang dan apa itu temperatur. Namun apa itu kecerdasan?

Seorang anak Jakarta yang mampu mengerjakan soal-soal matematika dan bahasa seringkali dikatakan cerdas. Namun bagi seorang anak Dayak, matematika dan bahasa tersebut tidak relevan. Sebaliknya, kemampuan berburu yang tinggi bagi seorang anak Dayak adalah sebentuk kecerdasan, namun tidak demikian bagi anak Jakarta. Dengan kata lain, kecerdasan itu relatif, dan merupakan fungsi dari budaya dan lingkungan sekitar.

Karena mayoritas masyarakat dunia dewasa ini hidup dalam budaya yang berbasiskan matematika dan bahasa, maka kemampuan mengerjakan soal-soal matematika dan bahasa dianggap sebagai ukuran umum kecerdasan. Inilah alasan mengapa tes IQ modern biasanya berisi soal-soal matematika dan bahasa. Bukan karena matematika dan bahasa adalah elemen-elemen kecerdasan yang absolut, namun karena matematika dan bahasa merupakan komponen-komponen kecerdasan yang diterima oleh masyarakat umum pada saat ini.

Selain itu, tes IQ yang baik juga mampu memprediksi metrik-metrik lain yang umum disangkutpautkan dengan kecerdasan, seperti misalnya nilai di sekolah, gaji, dan kesehatan. Jika masyarakat menerima bahwa nilai di sekolah, gaji yang tinggi, dan kesehatan yang baik merupakan refleksi dari tingkat kecerdasan manusia modern, maka tes IQ yang baik harus menghasilkan skor yang memiliki korelasi dengan metrik-metrik tersebut.

Terakhir, tes IQ yang baik harus menghasilkan skor yang konsisten. Jika skor tes saya hari ini 115, maka minggu depan skor saya tidak boleh beranjak jauh dari 115. Jika skor saya minggu depan 90, maka tes IQ tersebut perlu diragukan kesahihannya.

Dalam cabang ilmu psikologi yang khusus mempelajari IQ (disebut psikometri), kesesuaian antara alat ukur dengan hal yang ingin diukur disebut validitas. Konsistensi hasil pengukuran disebut reliabilitas. Jadi tes IQ yang baik harus valid sekaligus reliabel. Artinya, tes tersebut harus mengukur hal-hal yang memang merupakan elemen-elemen kecerdasan, memilki korelasi dengan metrik-metrik kecerdasan lainnya, serta menghasilkan skor yang konsisten.

Hingga kini, persyaratan validitas dan reliabilitas ini hanya dipenuhi oleh sejumlah tes IQ yang tidak tersedia bebas. Tes-tes ini hanya dapat diberikan oleh psikolog-psikolog yang berlisensi, yang kompeten memberi informasi tentang skor IQ dan interpretasinya (lihat tulisan bagian 1). Tes-tes IQ yang merebak bebas di internet biasanya tidak memenuhi kriteria tadi, sehingga tidak dapat digunakan dengan serius sebagai sebuah metrik kecerdasan.

KONSEP dan tes IQ sering disebut sebagai pencapaian terbesar ilmu psikologi modern. Sebutan ini tentu dapat diperdebatkan. Yang jelas, IQ sebagai metrik kecerdasan memiliki sejarah ilmiah yang panjang**. IQ merupakan hasil aspirasi banyak ilmuwan, yang selama lebih dari satu abad berusaha untuk mengkuantifikasi kecerdasan manusia dengan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi. Proses satu abad inilah yang melahirkan tes-tes IQ modern yang valid dan reliabel.

Quote:
Tabel tingkatan IQ
Quote:
Catatan: perhitungan IQ yang ada disesuaikan dengan klasifikasi IQ berdasar umur
Berikut orang-orang ber-IQ tinggi
Spoiler for 1...:



Spoiler for 2...:



Spoiler for 3...:



Spoiler for 4...:




ini yang masih hidup ..
Spoiler for People Still Alive:
  • Physicist / Engineer Kim Ung-yong has a verified IQ of 210
  • Bouncer Christopher Michael Langan has a verified IQ of 195
  • Engineer Philip Emeagwali is alleged to have an IQ of 190
  • World Chess Champion Garry Kasparov is alleged to have an IQ of 190
  • Author Marilyn Vos Savant has a verified IQ of 186
  • Actor James Woods is alleged to have an IQ of 180
  • Politician John H. Sununu is alleged to have an IQ of 180
  • Prime Minister Benjamin Netanyahu is alleged to have an IQ of 180
  • Mathematician Andrew Wiles is alleged to have an IQ of 170
  • World Chess Champion Judith Polgar is alleged to have an IQ of 170
  • Chess Grandmaster Robert Byrne is alleged to have an IQ of 170
  • World Chess Champion Bobby Fischer is alleged to have an IQ of 167
  • Mathematician / Physicist Stephen W. Hawking is alleged to have an IQ of over 160
  • Microsoft Founder Paul Allen is alleged to have an IQ of over 160
  • Actress Sharon Stone is alleged to have an IQ of 154
sumber

0 Response to "Orang ber-IQ tinggi di dunia"

Posting Komentar